Seorang ustadz ditanya oleh santrinya, apakah betul akhirat itu ada? Bagaimana kalau tidak ada, bukankah sia-sia semua kebaikan yang sudah kita lakukan, dan kita rugi karena telah melakukan yang sia-sia? Sang ustadz kemudian menjawab…
Ada beberapa spekulasi untuk menjawab pertanyaan tersebut, yaitu:
1. Meyakini keberadaan Tuhan dan berbuat baik.
a. Seandainya akhirat dan Tuhan tidak ada.
• Rugikah kita dengan ibadah yang sudah kita lakukan? Tidak, karena semua gerakan shalat yang kita lakukan sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Pada shalat ada manfaat peregangan (stretching) terhadap otot-otot tubuh. Dengan berhaji orang tetap dapat menikmati perjalanan wisata, mengunjungi tempat-tempat baru yang membangkitkan inspirasi, mengenal sejarah masa lalu, berjumpa dengan banyak orang yang berasal dari aneka ragam budaya dan warna kulit.
• Makanya jangan asal beragama. Pilihlah agama yang ajaran ritualnya membawa manfaat secara fisik, psikis, maupun sosial. Menganut agama yang ajaran-ajaran ritualnya tidak bermanfaat duniawi seperti puasa terus menerus sepanjang siang malam berhari-hari, melibatkan pengurbanan jiwa dan harta yang tiada guna, apalagi ritual yang membahayakan diri dan martabat seperti pembunuhan dan pemujaan kultus, jelas sangat merugikan.
• Dari segi waktu, ibadah yang kita lakukan pun tidak terlalu banyak menyita waktu. Shalat hanya beberapa puluh menit dalam sehari.
b. Seandainya akhirat dan Tuhan ada.
• Bahagialah kita, karena semua ibadah kita akan mendapatkan ganjaran dari-Nya. Kita akan mendapatkan kehidupan akhirat yang abadi dalam kesenangan.
• Kita beruntung dunia akhirat, ibadah-ibadah di dunia menyehatkan kita dan memberi kesenangan, di akhirat pun kita mendapat balasan dari ibadah itu.
2. Tidak meyakini keberadaan Tuhan dan akhirat, serta tidak beramal saleh.
a. Seandainya akhirat dan Tuhan tidak ada:
• Sekilas mungkin kita terlihat beruntung, karena tidak perlu berpayah-payah melakukan ibadah dan dapat memuaskan hawa nafsu dengan berbagai maksiat dan minuman keras. Tapi bukankah apa yang dilarang oleh agama itu memang bermanfaat bagi tubuh dan jiwa manusia?
• Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan di dunia akan menyisakan nama baik bagi sejarah hidup kita. Anak cucu kita pun dapat berbangga karenanya.
b. Seandainya akhirat dan Tuhan ada:
• Habislah kita babak belur. Tak beriman dan tak beramal saleh, bukan saja mengundang murka Tuhan tapi juga menyebabkan kita berhutang kejahatan kepada orang lain. Di akhirat Tuhan akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang pernah menderita karena kejahatan kita. Tuhan mengizinkan mereka menuntut balas atas diri kita, menggugat pengembalian hak-hak mereka yang kita ambil.
• Dengan apa kita membayarnya? Dengan pahala-pahala kebaikan kita.
• Bagaimana kalau pahala itu tak mencukupi? Dosa-dosa mereka akan dipindahkan kepada kita.
Dari berbagai spekulasi di atas maka pilihan yang terbaik adalah tetap beriman kepada Tuhan dan akhirat serta berbuat baik kepada sesama makhluk.
Sumber: (Oleh: Wahfiudin)
Artikel Kategori
- Akhlak (3)
- Download Artikel (6)
- Fiqh (2)
- Hadits (3)
- Info (1)
- Jadwal Manaqib (1)
- Renungan (3)
- Tashowuf (9)
- Tata Cara (1)
- Tauhid (2)
Wednesday, December 31, 2008
Spekulasi Akhirat
Kumpulan Artikel
Taushiah
- Guru berkata "Lakukanlah Ajaran dan kebaikan yang diberikan dengan Istiqomah. Kalau tidak bisa sekaligus, lakukan setahap demi setahap. Hal itu sama dengan membangun benteng diri yang kokoh. Ibarat menabung, mula-mula sedikit tetapi karena terus- menerus, tidak terasa jumlahnya semakin banyak. Inilah amalan yang dicintai Alloh SWT, sedikit tetapi ISTIQOMAH." Rosululloh SAW bersabda:"...Dan ketahuilah bahwa amal yang paling disukai Alloh ialah amal yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit." (HR. Bukhari, Muslim dan Nasai).
- Wamaa naziltu bikalimatin a'dzomu min kalimati Laa Ilaaha Illalloh. "Aku (Alloh) tidak menurunkan kalimat yang lebih agung dari kalimat LAA ILLAAHA ILLALLOH." (Malaikat Jibril)
- Harta kekayaan itu pelayan kamu, dan kamu adalah pelayan Allah. Sumber: (Wasiat Syekh Abdul Qodir Jaelani - PPS)
- Ilmu dzohir adalah Syariat, ilmu bathin adalah Ma’rifat, keduanya harus dipadukan menjadi Hakikat. Ibadah yang sempurna hanya diwujudkan dengan perpaduan dzohir dan bathin.
Kirim Pesan Anda di sini
Followers
***( )***
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM…
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Alhamdulillah, blog ini bisa disajikan bagi saudara-saudara yang memerlukan informasi kajian ilmu-ilmu Islam. Penyusun menyadari bahwa blog ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahannya. Oleh karenanya penyusun berharap saudara semua berkenan untuk memberikan sumbangsih berupa saran dan kritik demi perbaikan dimasa mendatang.
Tujuan daripada blog ini tiada lain adalah ingin memberikan ilmu kajian agama yang penyusun dapatkan dari sumber-sumber lain baik itu dimedia cetak (buku-buku) ataupun dari situs lain yang menyajikan kajian-kajian ilmu agama Islam.
Blog ini hanyalah jembatan informasi yang peyusun petik dari sumber-sumber lain yang mungkin bisa membawa manfaat. Kajian yang disampaikan dikutip berdasarkan bahasa asli dari sumbernya dan bukan karangan semata dari penyusun pribadi. Karena penyusun sendiri menyadari masih membutuhkan banyak belajar dan bukan ahli amal, ahli ibadah, ahli sunah, atau ahli agama lainnya. Tetapi dengan keyakinan ingin mengajak untuk belajar bersama-sama dalam menambah ilmu agama Islam.
Untuk itu disetiap postingan yang akan disajikan, akan disertakan pula sumber dimana ilmu tersebut diambil.
Demikian, semoga Allah melindungi kita semua dan memberikan bimbingan selalu kepada setiap hati manusia yang merindukan-Nya.
Semoga Allah memaafkan jika ada kesalahan dan kekurangan khususnya dalam, pada, dan selama blog ini masih ada.
Terimakasih, selamat membaca!
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
***( )***
Taushiah Sesepuh
AKHIRAT LEBIH BAIK DARI DUNIA
... Yen dunya teh kudu dipake pikeun bekel di akherat. Pepelakan supaya meunang hasil di akherat. Sing saha nu teu pepelakan di dunya, di akherat moal barang ala. Ari akherat teh dibagi dua. Nu akhir ceuk urang ayeuna. Melak sampeu tina tangkal nu ngan sajeungkal ari akhirna tangkal jadi sadeupa. Aya keur pelakeun deui sapuluh tangkaleun. Tambah deui pucukna bisa diseupan, daunna di ka embekeun. Ari beutina aya puluhna.
(Terjemahan Bebas
Contohnya : Menanam pohon singkong yang awalnya/permulaan panjangnya hanya sejengkal maka akhirnya jadi sedepa (selengan) yang bisa ditanam kembali untuk 10 pohon singkong. Selain itu, pucuknya bisa direbus untuk lalapan, daunnya untuk kambing dan tentu saja umbi singkongnya yang banyak untuk kita. Betapa Maha Kasihnya Allah itu. Jadi akhir itu lebih baik daripada awal. Kehidupan Akhirat Lebih Baik daripada Kehidupan Dunia.
Sumber: (Ponpes Suryalaya)